Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Itu Trichoderma? Cek Manfaat dan Cara Penggunaannya

trichoderma
Trichoderma (Foto: Greeners)

Penggunaan pupuk dan pestisida memang penting sobat lakukan untuk membuat tanaman subur dan bebas hama. Tetapi, jika terus-terusan digunakan, maka akan berdampak negatif bagi tanah dan tanamannya sendiri. 

Jadi, sebelum terlambat, ada baiknya sobat mengganti pupuk dan pestisida berbahan kimia dengan bahan alami, salah satunya jamur Trichoderma Sp.

Trichoderma sendiri efektif dalam memberantas penyakit busuk pangkal batang, busuk akar serta penyakit jamur akar putih. Sobat dapat mengaplikasikannya ke seluruh tanaman hortikultura. 

Untuk dosisnya sendiri dapat disesuaikan seperti penggunaan pupuk organik pada umumnya.
Supaya lebih jelas, sobat dapat menyimak informasi seputar Trichoderma berikut ini.

Mengenal Trichoderma

Trichoderma merupakan salah satu jenis jamur penghuni tanah yang bisa digunakan sebagai pupuk biologis atau alami. Jamur ini juga dapat menjadi agen pengendali hayati (APH) atau biokontrol karena bersifat antagonis terhadap mikroba lainnya, terutama dari kelompok penyakit pathogen tanaman.

Aktivitas antagonis yang dimaksud berupa persaingan, parasitisme, predasi hingga pembentukkan toksin, seperti antibiotik. 

Biasanya, jamur Trichoderma bisa sobat temukan dengan mudah di area tanah subur yang mengandung bahan organik, lembab, serta tidak terkena sinar matahari langsung, seperti perakaran bambu hingga ekosistem hutan. 

Baca juga: inilah cara membuat pgpr dan pengaplikasiannya

Tricoderma sendiri bisa tumbuh dengan baik pada suhu 6 derajat celcius hingga 41 derajat celcius, pH optimum 3-7 serta karbon utama berasal dari sukrosa dan glukosa. Cendawan ini dapat berkembang sendiri di alam bebas menggunakan konidia atau spora.

Trichoderma cocok digunakan sebagai pupuk alami karena mampu meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman, yaitu membuat akar menjadi lebih sehat dan meningkatkan angka kedalaman akar. 

Tentunya, akar yang lebih dalam membuat tanaman lebih resisten terhadap kekeringan, terutama pada tanaman jagung maupun tanaman hias.

Meskipun tak memberikan dampak langsung seperti pupuk dan pestisida kimia, namun dengan penggunaan yang rutin dan teratur, maka hasilnya akan lebih baik dari pupuk berbahan kimia. 

Manfaat Trichoderma

Ada beberapa manfaat trichoderma yang bisa sobat ketahui, yaitu:

1.    Sebagai Pupuk Organik

Cara kerja Trichoderma adalah memperbaiki struktur tanah yang ada di sekitar perakaran tanaman melalui proses penguraian zat-zat organik dalam tanah. Sebenarnya, di dalam tanah terdapat banyak zat organik, tetapi bentuk dan ukurannya tak bisa diserap oleh tanaman.

Sehingga, melalui penggunaan Trichoderma, maka bahan atau zat organik itu bisa terurai dan berubah menjadi ion-ion yang mampu diserap serta bermanfaat untuk tanaman.

Tentunya, pengaplikasian Trichoderma sebagai pupuk organik akan membuat sobat menjadi lebih hemat biaya. Sebab, sobat dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan membuat lingkungan menjadi lebih aman. 

2.    Dapat Digunakan Sebagai Pestisida Alami

Sifat parasit dalam jamur Trichoderma terhadap jenis jamur lainnya mampu menghambat pertumbuhan serta penyebaran patogen tular tanah yang menyebabkan penyakit pada akar tanaman. 

Beberapa penyakit yang dapat dicegah mulai dari fusarium, oxsporum, ralstonia solanacearum, rizoctonia solani, phytophora infestans dan lainnya. Penggunaan Trichoderma diharapkan mampu menekan intensitas layu pada tanaman. 

Cara Perkembangbiakkan Trichoderma

Cara perkembangbiakkan Trichoderma bisa sobat lakukan dengan menggunakan alat serta bahan sederhana, yaitu:

Bahan-bahan:

  • Beras 1 kg

  • Plastik tahan panas kapasitas 1 kg

  • Kotak enkas sederhana yang sudah disterilisasi alkohol 90%

Proses Perkembangbiakkan Jamur Trichoderma

  • Langkah pertama, cuci beras sebanyak 1 kg sampai bersih, lalu rendam selama 3-6 jam dan cuci kembali.

  • Kemas beras yang sudah sobat cuci ke dalam plastik tahan panas berkapasitas 1 kg. Masukkan hingga beras memenuhi seperempat bagian plastiknya, lalu lipat mengelilingi bagian kemasan hingga membentuk persegi panjang.

  • Kukus beras yang sudah dikemas selama 15 menit terhitung saat air mendidih. Jika sudah, matikan kompor dan tiriskan.

  • Siapkan enkas sederhana dan pastikan kedua tangan serta alat yang Anda pakai sudah disterilisasi menggunakan alkohol.

  • Setelah ditiriskan, tunggu sampai tidak panas dan masukan isolat Trichoderma sekitar 1 cm yang masih menempel pada media PDA (Potato Dextrose Agar).

  • Tutup kemasan dengan cara melipat bagian ujung atas kemasan menuju bawah menggunakan staples. Buat bentuk segitiga agar memberikan ruang untuk media beras dalam kemasan selama pertumbuhan jamur Trichoderma.

  • Ratakan Trichoderma yang masih menempel di media PDA supaya seluruh spora berwarna hijau dapat tercampur rata dengan seluruh bagian beras dalam kemasan.

  • Letakan kemasan beras yang sudah tercampur dengan Trichoderma di tempat lembab dan tidak terkena sinar matahari langsung.

Setelah 7-14 hari, media beras dalam kemasan pun akan mulai ditumbuhi oleh jamur Trichoderma yang ditandai dengan warna hijau. 

Media beras yang sudah ditumbuhi jamur Trichoderma bisa sobat perbanyak pada media pupuk kompos yang sudah terfermentasi, yaitu dengan cara mencampurkannya dengan perbandingan 1:100. 

Jadi, 1 kg Trichoderma dalam media beras bisa sobat campurkan dengan 100 kg pupuk kompos, lalu aplikasikan pada lahan maupun area perakaran tanaman.

Cara Menggunakan Trichoderma

Berikut ada beberapa cara menggunakan Trichoderma yang bisa sobat lakukan, yaitu:

  1. Menaburkan Trichoderma pada Bedengan 

    Pengaplikasian Trichoderma pada bedengan bisa dilakukan secara bersamaan dengan pupuk kandang, lalu ditebarkan secara rata di bedengan yang setengah, bukan di atas bedengan yang sudah jadi. Dosisnya kurang lebih sekitar 500 kg per-hektare atau 20-25 gram per tanaman.

  2. Menaburkan di Lubang Tanam 

    Jika ingin mengaplikasikan Trichoderma pada lubang tanam, maka lakukan saat pindah tanam. Caranya taburkan trichoderma di setiap lubang tanam agar saat bibit ditanam, posisi jamur ini akan tepat mengenai perakaran tanaman.

    Dosis yang digunakan kira-kira sebesar kapsul obat. Sobat dapat membelinya dengan mudah di pasaran karena sekarang sudah banyak yang menjual Trichoderma dalam bentuk kemasan praktis, seperti kapsul dan bentuk bubuk.

  3. Pengocoran

    Trichoderma juga bisa sobat gunakan dengan cara pengocoran, yaitu saat tanaman berusia 7-10 HST (Hari Setelah Tanam). Ulangi pengocoran setiap 10 hari sebanyak empat kali perlakuan.  

    Jika sobat memulai pengocoran ketika tanaman berusia 7 HST, maka pengaplikasian Trichoderma berikutnya adalah saat berumur 14, 21 serta 28 HST. Untuk dosisnya sendiri adalah sebanyak 1 sendok per 250 ml air untuk setiap tanaman.

  4. Pada Pembibitan Karet Batang Bawah

    Taburkan secara merata Trichoderma diantara barisan tanaman berusia 3-6 bulan sampai ke pangkal batangnya. Selanjutnya, tutup dengan tanah menggunakan kaki. Adapun dosis yang bisa Anda pakai adalah sebanyak 600 kg per hektar.

  5. Pengaplikasian Trichoderma Pada Bibit Karet dalam Polibag

    Ambil Trichoderma sebanyak 25 gram dan taburkan secara merata dari pangkal, lalu tutup dengan tanah setebal 1-2 cm.

  6. Pada Tanaman Karet Menghasilkan (TM) dan Tanaman Karet Belum Menghasilkan (TBM). 

    Silakan taburkan Trichoderma secara merata dari pangkal batang sampai radius 50-70 cm dan tutup menggunakan tanah dengan ketebalan 1-2 cm.

    Untuk tanaman berusia 1-3 tahun, maka dosisnya sekitar 100 gram per pohon. Sementara untuk tanaman berusia lebih dari 4 tahun, dosisnya sekitar 150 gram per pohon. Penaburan ini bisa Anda ulangi setiap enam bulan sekali. 

    Itulah informasi seputar jamur Trichoderma yang bisa Anda gunakan sebagai pupuk organik atau alami. Semoga bermanfaat serta dapat Anda praktekkan agar tanaman bisa tumbuh lebih baik, sehat dan terhindar dari jamur maupun penyakit.